Senin, 21 Agustus 2017

Makalah Cinta Lingkungan 1

Pengertian Pendekatan Lingkungan Alam 
Mengembangkan suatu perencanaan pembelajaran memerlukan pendekatan tertentu. Pendekatan merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh guru yang dimulai dengan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan diakhiri dengan penilaian hasil belajar berdasarkan suatu konsep tertentu, yang prakteknya mencerminkan keaktfan maksimum pada pihak guru dalam mengajar, dan keaktifan maksimum pada siswa dalam belajar.

Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran berorientasi sswa adalah peran guru bergeser dari menentukan “apa yang akan dipelajari” menjadi “bagaimana menyediakan dan memperkaya  pengalaman belajar siswa”. Pengalaman belajar diperoleh melalui serangkaian kegiatan untuk mengeksplorasi lingkungan melalui interaksi aktif dengan teman, lingkungan, dan narasumber lain. 
Lingkungan dalam Ensikloppedia Indonesia (1983) adalah segala sesuatu yang ada di luar suatu organisme, meliputi: (1) Lingkungan mati (abiotik), yaitu lingkungan di luar suatu organisme yang terdiri atas benda atau faktor alam yang tidak hidup, seperti bahan kimia, suhu, cahaya, gravitasi, atmosfer, dan lainnya, 
(2) Lingkungan hidup (biotik), yaitu lingkungan di luar suatu organisme yang terdiri dari organisme hidup, seperti tumbuhan, hewan, dan manusia. Menurut Zaidin (2000) dalam pengertian yang lain lingkungan merupakan kesatuan ruang dengan semua benda dan keadaan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya serta makhluk hidup lainnya.

Pendekatan lingkungan merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berusaha untuk meningkatkan keterlibatan siswa melalui pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar. Pendekatan ini berasumsi bahwa kegiatan pembelajaran akan menarik siswa, jika apa yang dipelajari diangkat dari lingkungan, sehingga apa yang dipelajari berhubungan dengan kehidupan dan berfaedah bagi lingkungan (Khusnin, 2008). Menurut Yulianto (2002) pendekatan lingkungan berarti mengaitkan lingkungan dalam suatu proses belajar mengajar dimana lingkungan digunakan sebagai sumber belajar. Untuk memahami materi yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari sering digunakan pendekatan lingkungan. Sehingga dapat dikatakan lingkungan yang ada di sekitar merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dioptimalkan untuk pencapaian proses dan hasil pendidikan yang berkualitas.
Adapun beberapa pendapat mengenai pengertian dan konsep pendekatan lingkungan adalah sebagai berikut:
a.       Karli H dan Margaretha (2002: 97), mengatakan bahwa: “pendekatan lingkungan adalah suatu strategi pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sebagai sasaran belajar, sumber belajar, dan sarana belajar. Hal tersebut dapat dimanfaatkan untuk memecahkan masalah lingkungan, dan untuk menanamkan sikap cinta lingkungan”.
b.      Rustaman N (2005:94) mengatakan bahwa “Penggunaan pendekatan lingkungan berarti mengaitkan lingkungan dalam suatu proses belajar mengajar. Lingkungan digunakan sebagai sumber belajar “.
c.       Hadiat (1976:197) mengatakan bahwa: “Pendekatan lingkungan ialah pendekatan melalui lingkungan anak, mendasarkan pelajaran atas keadaan tempat sehari-hari anak-kebun, sawah, hutan, sungai, kampung, industri, alat-alat rumah dan lain sebagainya. Bahan pelajaran disusun atas dasar lingkungan itu”.
d.      Nasution N (2000: 5.26), mengatakan: “Pendekatan lingkungan atau karyawisata adalah pendekatan yang berorientasi pada alam bebas dan nyata, tidak selalu harus ke tempat yang jauh, dapat dilakukan di alam sekitar sekolah”.
Pembelajaran melalui pendekatan lingkungan kini dipopulerkan dengan istilah outbond yaitu suatu program pembelajaran di alam terbuka yang berdasarkan pada prinsip experimential learning yaitu belajar melalui pengalaman langsung. Jadi menggunakan pendekatan lingkungan dalam pembelajaran adalah memanfaatkan atau menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk keperluan pengajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Penggunaan pendekatan lingkungan berarti mengaitkan lingkungan dalam suatu proses belajar mengajar dimana lingkungan digunakan sebagai sumber belajar.
2.2  Pengertian Pendidikan Lingkungan Hidup
Ilmu lingkungan adalah ilmu tentang kenyataan lingkungan hidup, serta bagaimana pengelolaannya agar menjaga dan menjamin kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Landasan dasar dari ilmu lingkungan adalah ekologi yang mengajarkan struktur, interaksi, dan ketergantungan semua komponen dalam kehidupan yang satu dengan yang lainnya. Semua komponen memiliki peran yang sama penting, sehingga eksistensi serta kesejahteraannya harus dipelihara. Secara ekologi, semua komponen tersebut berperan dalam jaring-jaring kehidupan, di mana manusia hanyalah satu di antara ratusan ribu jenis yang ada. Sebagai manusia, kita mempunyai keterbatasan untuk mengerti apa yang sebenarnya dikehendaki oleh setiap individu atau setiap jenis makhluk hidup lainnya. 
Menurut Pratomo (2008: 26) bahwa pendidikan lingkungan hidup sangatlah penting. Dengan diberikannya pendidikan ini pada masyarakat, diharapkan munculnya kesadaran agar lingkungan tumbuh dan berkembang dengan baik, untuk selanjutnya terjadi perubahan sikap pandangan serta perilaku terhadap lingkungan. Oleh karena itu, pendidikan lingkungan hidup harus diberikan untuk semua tingkatan dan umur, baik melalui jalur sekolah maupun luar sekolah. Pendidikan lingkungan merupakan salah satu faktor penting untuk meminimalisasi kerusakan lingkungan hidup dan merupakan sarana yangpenting dalam menghasilkan sumber daya manusia yang dapat melaksanakan prinsip pembangunan berkelanjutan.  
Pada tahun 1986, pendidikan lingkungan hidup dimasukkan ke dalam pendidikan formal dengan dibentuknya mata pelajaran Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup. Depdikbud merasa perlu untuk mulai mengintegrasikan PKLH ke dalam semua mata pelajaran. Pada jenjang pendidikan dasar dan menegah (menengah umum dan kejuruan), penyampaian mata ajar tentang masalah kependudukan dan lingkungan hidup secara integratif dituangkan dalam sistem kurikulum dengan memasukkan masalah-masalah kependudukan dan lingkungan hidup ke dalam hampir semua mata pelajaran. Pendidikan lingkungan hidup dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian masyarakat dalam mencari pemecahan dan pencegahan timbulnya masalah lingkungan. Pendidikan lingkungan bertujuan meningkatkan kesadaran dan sensitifitas terhadap lingkungan dan berbagai masalahnya.
2.3  Pendekatan Lingkungan dalam Pendidikan Lingkungan Hidup
Pendekatan lingkungan berarti mengajak siswa belajar langsung ke lapangan tentang konsep pelajaran. Pendekatan lingkungan berpangkal pada adanya hubungan antara perkembangan fisik manusia dengan lingkungan yang ada di sekitarnya. Belajar melalui pendekatan lingkungan bukan berarti mengeksploitasi terhadap alam, akan tetapi hanya menggunakan jasa alam untuk memenuhi kebutuhan pengetahuan. 
Joyce dan Weil (2000) mengemukakan ada empat kategori yang penting diperhatikan dalam model mengajar, yakni model informasi, model personal, model interaksi dan model tingkah laku, adapun pejelasannya sebagai berikut :
1.      Model pemrosesan informasi (Information Processing Models) menjelaskan bagaimana cara individu memberi respon yang datang dari lingkungannya dengan cara mengorganisasikan data, memformulasikan masalah, membangun konsep dan rencana pemecahan masalah serta penggunaan simbol-simbol verbal dan non verbal. Karena itu model ini potensial untuk digunakan dalam mencapai tujuan-tujuan yang berdimensi personal dan social
2.      Model personal (Personal Family) merupakan rumpun model pembelajaran yang menekankan kepada proses pengembangkan kepribadian lingkungan siswa dengan memperhatikan kehidupan emosional
3.      Model sosial (Social Family) menekankan pada usaha mengembangkan kemampuan siswa agar memiliki kecakapan untuk berhubungan dengan orang lain sebagai usaha membangun sikap siswa yang demokratis dengan menghargai setiap perbedaan dalam realitas sosial.
4.      Model sistem perilaku dalam pembelajaran (Behavioral Model of Teaching) melalui teori ini siswa dibimbing untuk dapat memecahkan masalah belajar melalui penguraian perilaku kedalam jumlah yang kecil dan berurutan (Syaiful Sagala, 2009 : 180).
Syaiful Sagala, (2009 : 180) mengatakan bahwa gerakan pendidikan yang mendekatkan anak dengan alam sekitarnya adalah gerakan pengajaran alam sekitar, perintis gerakan ini antara lain adalah Fr. Finger (1808-1888) di Jerman dengan “heimatkunde” adalah :
a)      Dengan pengajaran alam sekitar, guru dapat memperagakan secara langsung sesuai dengan sifat-sifat atau dasar-dasar pengajaran
b)      Pengajaran alam sekitar memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya agar anak aktif atau giat tidak hanya duduk, dengar, dan catat saja.
c)      Pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk memberikan pengajaran totalitas, yaitu suatu bentuk dengan ciri-ciri :
d)     Suatu pengajaran yang tidak mengenai pembagian mata pengajaran dalam daftar pengajaran, tetapi guru memahami tujuan pengajaran dan mengarahkan usahanya untuk mencapai tujuan.
e)      Suatu pengajaran yang menarik minat, karena segala sesuatu dipusatkan atas suatu bahan pengajaran yang menarik perhatian anak dan diambilkan dari alam sekitarnya.
f)       Suatu pengajaran yang memungkinkan segala bahan pengajaran itu berhubungan satu sama lain seerat-eratnya secara teratur
g)      Pengajaran alam sekitar memberi kepada anak bahan apersepsi intelektual yang kukuh dan tidak verbalitas.
h)      Pengajaran alam sekitar memberikan apersepsi emosional, karena alam sekitar mempunyai ikatan emosional dengan anak.
Dalam pembelajaran yang disampaikan kepada siswa menggunakan metode pendekatan alam sekitar akan memudahkan guru dalam menyampaikan materi, karena siswa dapat belajar langsung ke objek yang sudah ditentukan, contoh kecil nya adalah ketika seorang guru hendak mengajarkan tentang kebersihan lingkungan atau pelestarian lingkungan, dengan pendekatan alam sekitar siswa dapat dibawa langsung ke lapangan misalkan dengan menanam pohon, membuang sampah dilingkungan sekolah, membersihkan pekarangan sekolah, dsb.
Kegiatan tersebut sebetulnya sangat disenangi siswa, karena siswa bisa belajar dengan melihat langsung. Selain itu, pendekatan alam juga dapat membuat siswa seakin dekat dengan alam dan menjaga lingkungan alam sekitarnya. Dengan begitu anak akan lebih bertanggung jawab dalam bertindak terhadap alam.
2.4  Manfaat Pendekatan Lingkungan dalam Pembelajaran PLH di SD
Pendekatan lingkungan alam dalam PLH di sekolah dasar mempunyai manfaa-manfaat sebagai berikut :
1.      Guru akan lebih mudah menyampaikan materi pembelajaran
2.      Efisiensi waktu pembelajaran
3.      Siswa akan lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran
4.      Siswa akan lebih mudah mengerti materi yang disampaikan oleh guru
Adapun beberapa cara pembelajaran lingkungan alam sekitar menurut para ahli adalah sebagai berikut :
Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (1990:210) ada beberapa cara teknik atau cara mengajar dengan pendekatan lingkungan alam sekitar, yaitu :
a.       Survey
b.      Camping / berkemah
c.       Field Trip / karya wisata
Nasution (1976:197) dalam Habiba (2006) mengatakan pendekatan lingkungan atau karyawisata adalah pendekatan yang berorientasi pada alam bebas dan nyata, tidak harus selalu ke tempat yang jauh tetapi dapat dilakukan di lingkungan alam sekitar kita.
a.       Praktik Lapangan
b.      Mengundang nara sumber
c.       Proyek Pelayanan
d.      Pengabdian kepada masyarakat
2.5  Kekurangan dan Kelebihan Pembelajaran Pendekatan Lingkungan Alam
·         Kelebihan mengajar dengan pendekatan lingkungan alam sekitar, yaitu :
þ  Lebih menarik dan tidak membosankan
þ  Hakikat belajar akan lebih bermakna
þ  Bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih kaya serta lebih faktual sehingga kebenarannya lebih akurat
þ  Kegiatan belajar siswa lebih komprehensif dan lebih aktif
þ  Sumber belajar menjadi lebih kaya
þ  Siswa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada di lingkungannya.
·         Kekurangan mengajar dengan pendekatan lingkungan alam sekitar, yaitu :
þ  Volume dan kekuatan suara harus lebih besar, agar dapat ditangkap oleh audiens.
þ  Guru/dosen harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk memusatkan perhatian audiens.
þ  Model pembelajaran harus dibuat menarik, variatif
þ  Sangat tergantung cuaca
þ  konsentrasi audiens kurang

0 komentar:

Posting Komentar